Jamu merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang sudah dikonsumsi selama berabad-abad sebagai pengobatan alternatif di Indonesia. Jamu biasanya dibuat dari bahan-bahan lokal Indonesia seperti rempah-rempah dan tanaman herba. Pembeda antara herba dengan rempah-rempah adalah pada bagian tanaman yang digunakan dan tekstur mereka.
Herba umumnya mengacu pada bagian atas tanaman yang lembut, sementara rempah-rempah mengacu pada bagian tanaman yang kering dan seringkali berbentuk biji, kulit kayu, atau akar. Kedua bahan ini termasuk kedalam pangan fungsional yang selain mengandung nilai gizi juga bermanfaat untuk pencegahan berbagai penyakit. Hal ini disampaikan oleh Bapak Masrukan, S.TP.,M.Sc sebagai narasumber utama dalam acara coaching clinic yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Pangan, UWM dan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HIMAKTEPA) UWM.
Tujuan diselenggarakan acara ini yaitu menambah wawasan mahasiswa teknologi pangan terkait potensi rempah lokal sebagai pangan fungsional sekaligus sebagai pembekalan agar lebih berinovasi dalam memanfaatkan bahan pangan lokal menjadi produk bernilai ekonomis, Hal ini disampaikan oleh Ketua Program Studi Teknologi Pangan, Eman Darmawan, STP. MP
Adapun dalam acara ini juga turut mengundang CEO Muda dari Jamu Deka, Dwi Kuntari yang menyampaikan materi terkait “Diversifikasi Rempah Lokal Indonesia dan Pengolahannya”. Sebagai CEO Muda, Dwi Kuntari memulai usaha di bidang Pangan dengan mengolah rempah-rempah lokal Indonesia untuk dijadikan berbagai macam jamu. Beberapa produk jamu Deka yang dibuat dari rempah lokal seperti kunyit asem, mix carrot, belovera, Rosella merah, Telang riang, Aserehe, Barley Senja, Lemonberry dan lain-lain.
Jamu Deka yang dimasak dapat disimpan 1 hari pada suhu ruangan dan seminggu jika disimpan pada suhu dingin. Manfaat dari mengkonsumsi jamu bervariasi tergantung dari kandungan bahan aktif jamu itu sendiri seperti daun sambiloto mengandung andrografolid yang memiliki efek anti-inflamasi sehingga membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh. Zat aktif lainnya seperti kurkuminoid yang terkandung dalam temulawak dan kunyit diketahui berpotensi sebagai antioksidan dan anti-obesitas. Setelah penyampaian materi juga dilakukan praktek langsung untuk membuat jamu ASEREHE, yang terbuat dari asam jawa, lemon, sereh dan jahe. Jamu ini sendiri memiliki cita rasa yang unik dan segar sehingga dapat disajikan kondisi dingin ataupun hangat.